Minggu, 07 Juni 2015

bakteri non fotosintetik

Erwinia papayae si pembusuk papaya

Kalian tahu papaya kan? Buah yang kaya vitamin ini merupakan tanaman yang berasal dari Negara paman Sam.  Nah di Indonesia sendiri sudah banyak petani Indonesia yang membudidayakan tanaman ini.

Buah dengan nama latin Carica papaya ini memiliki rasa yang enak  menjadikan buah ini dapat langsung dimakan atau dapat juga di jus, lebih menyegarkan. Karenanya tanaman papaya memiliki banyak sekali keunggulan. Buah pepaya diketahui diketahui memiliki nilai gizi yang cukup tinggi karena banyak mengandung pro-vitamin A, vitamin C dan mineral Kalsium. Selain sebagai buah meja dan sayur, buah pepaya dapat juga diolah lebih lanjut sehingga dapat menambah nilai ekonomisnya. Akar dan bagian tanaman lainnya juaga dapat diolah sebagai obat tradisional (indriyani dkk., 2008).
Karena buah papaya ini banyak penggemarnya, para petani terkadang menemukan permasalahan dalam budi daya tanaman ini, yaitu serangan hama dan penyakit tanaman yang dapat mengakibatkan turunnya hasil panen atau bahkan kematian pada tanaman. Terutama membuat tanaman pepaya menguning sebelum berbuah bahkan tunas-tunas muda dapat mati tanpa berkembang dengan baik.
Ternyata, hal ini disebabkan oleh bakteri pembusuk yaitu Erwinia papayae. Sebelumnya pernah disebut sebagai Bacillus papayae. Bakteri ini berbentuk basil, panjang 1,0-1,5m, berantai, tidak berspora, gram negatif, dan aerob. Erwinia papayae termasuk dalam ordo Enterobacteriales dan famili Enterobacteriacea. Bakteri ini tergolong dalam bakteri gram negatif yang berbentuk batang (rod). Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri ini biasanya disebut penyakit busuk pucuk, kanker batang dan penyakit rebah (Vawdrey, 2011). 
Penyakit yang disebabkan bakteri ini pertama kali dilaporkan ditemukan di pulau Jawa, indonesia yang kemudian disebut Bacilus papayae oleh Von Rant tahun 1931 (Gardan dkk., 2004) dan hingga saat ini telah menyebar ke seluruh pusat budidaya tanaman pepaya di dunia (Webb, 1985 dalam Vawdrey, 2011).
Eewinia papayae dapat ditularkan oleh serangga. Cara pemencaran lainnya belum pasti. Infeksi dapat terjadi pada sisi atas maupun sisi bawah daun. Percobaan penularan ke tanaman lain tidak memberikan hasil. Penyakit ini berkembang baik pada musim penghujan. Metode penyebaran utama Erwinia papaya dapat juga melalui percikan air hujan. Bakteri ini dapat menyerang tanaman sehat melalui lubang alami atau luka pada tanaman (Obero 1980 dalam Vawdrey, 2011).
Penyakit ini juga dilaporkan dapat menular melalui biji (seed borne). Erwinia papaye tidak dapat bertahan lama pada akar tanaman sakit yang membusuk dalam tanah, namun apabila terdapat inang alternatif seperti kacang tunggak, belewah dan tomat bakteri ini dapat hidup lebih lama (Webb, 1985).


  
Gambar 1 Daun tua yang terserang Erwinia papayae

Pada tanaman muda daun menguning dan membusuk. Setelah beberapa lama bagian tunas-tunas muda mangalami kematian. Pada helain daun yang besar terdapat bercak-bercak kering yang bentuknya tidak teratur, selanjutnya meluas sepanjang tulang-tulang daun. Jika penyakit telah meyerang batang, batang akan membusuk, semua daunnya akan gugur dan pada akhirnya diikuti oleh matinya seluruh tanaman (Indriyani dkk., 2008).



Gambar 2  Pucuk tanaman yang terserang Erwinia papayae


Penyakit akibat serangan Erwinia papayae ini memiliki arti penting karena dapat menurunkan hasil panen, rusaknya kualitas buah dan hingga kematian pada tanaman.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan memotong dan membakar bagian tanaman yang terinfeksi debelum penyakit ini menyebar di lapangan. Pemeliharaan tanaman dengan sebaik-baiknya dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit ini. Atau dapat dilakukan beberapa metode berikut ini  :
1.      Pembongkaran Tanaman Sakit
Tanaman yang sakit sebaiknya dibongkar dan dibakar untuk menghilangkan sumber inokulum penyakit sebelum memasuki musim hujan.
2. Kimiawi
Penggunaan pestisida dengan bahan aktif tembaga hidroksida digunakan untuk menegndalikan penyakit ini di Philipina (Vawdrey, 2011).
3. Kultur Teknis
Penggunaan benih yang bebas Erwnia papayae dan penggunaan varietas pepaya yang tahan akan serangan bakteri ini adalah jalan terbaik pengendalian penyakit ini.



nah, kita jadi tahu kan penyebab rusaknya tanaman pepaya, bahkan tanaman pepaya yang belum dewasa saja dapat terserang akibat si bakteri pembusuk ini..semoga para petani pepaya di Indonesia dapat mengatasi hal ini ya :)




Daftar Pustaka
Diakses pada tanggal 4 Juni 2015 pukul 14.35 WIB
 Diakses pada tanggal 4 Juni 2015 pukul 22.45 WIB.
                        Diakses pada tanggal 5 Juni 2015 pukul 20.10 WIB
                        Diakses pada tanggal 5 Juni 2015 pukul 19.45 WIB
Ni Luh Putu, Indriyani., DKK.  Pengelolaan Kebun Pepaya Sehat. Bogor : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. 2008.
Rahmat, Rukmana. Seri Budi Daya Pepaya. Yogyakarta : Kanisius. 1998.